Untuk memenuhi tugas Perancangan Struktur Jembatan, saya akan membahas
tentang tugas saya ini. Semoga bisa bermanfaat untuk teman-teman.
Tugas
1
1. Perencanaan
konstruksi jembatan terdapat beberapa syarat (pertimbangan) perencanaan
jembatan yang layak, sebagai berikut:
a. Letaknya
dipilih sedemikian rupa dari lebar pengaliran agar bentang bersih jembatan
tidak terlalu panjang.
b. Kondisi
dan parameter tanah dari lapisan tanah dasar hendaknya memungkinkan perencanaan
struktur pondasi lebih efesien.
c. Penggerusan
( scow-ing ) pada penampang sungai hendaknya dapat diantisipasi sebelumnya
dengan baik agar profil saluran di daerah jembatan dapat teratur dan panjang.
2. Perencanaan
konstruksi jembatan berpacu pada peraturan-peraturan legal (SNI, dll), sebagai
berikut:
a. SNI
1725-2016, Pembebanan untuk jembatan
b. SNI
6747-2002, Tata cara perencanaan teknis pondasi tiang untuk jembatan
c. SNI
2833:2008, Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan
d. RSNI
T-02-2005, Standar pembebanan untuk jembatan.
e. RSNI
T-03-2005, Standar perencanaan struktur baja untuk jembatan
f. RSNI
T-12-2004, Standar perencanaan struktur beton untuk jembatan
g. Surat
Edaran Mentri PU 07SEM2015 Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan jembatan
h. AASHTO
LRFD Bridge Design Specification, 2012
i.
Peraturan Muatan untuk Djembatan Djalan
Raya, No. 12 / 1970, Direktorat Djenderal Bina Marga
j.
Guide Specification and Commentary for Vessel
Collision Design of Highway Bridges, Volume I, Final Report, February 1991
3. Bagian-bagian
dari perencanaan konstruksi jembatan, sebagai berikut:
a. Bangunan
Atas (super struktur), yang terdiri atas:
i.
Gelagar-gelagar utama (rangka utama),
yang terbentang dari titik tumpu ke titik tumpu lain. Gelagar-gelagar ini
terdiri dari batang diagonal, horizontal dan vertical yang membentuk rangka
utama dan terletak pada kedua sisi jembatan.
ii.
Gelagar melintang, berupa baja profil
yang terletak di bawah lantai kendaraan, gunanya sebagai pemikul lantai
kendaraan.
iii.
Lantai kendaraan, terletak di atas
gelagar melintang, biasanya terbuat dari kayu atau pasangan beton bertulang dan
seluruh lebar bagiannya digunakan untuk lalulintas kendaraan.
iv.
Lantai trotoar, terletak di pinggir
sepanjang lantai kendaraan dan digunakan sebagai tempat pejalan kaki.
v.
Pipa sandaran, terbuat dari baja yang
dipasang diantara tiang-tiang sandaran di pinggir sepanjang jembatan atau tepi
lantai trotoar dan merupakan pembatas dari kedua sisi samping jembatan.
vi.
Tinang sandaran, terbuat dari beton
bertulang atau baja profil dan ada juga yang langsung dipasang pada rangka
utama, gunanya untuk menahan pipa sandaran.
vii.
Rangka
1. Batang tepi atas
2. Batang tepi bawah
3. Batang diagonal
4. Batang vertikal (RBB, RBR)
5. Ikatan angin horizontal atas
6. Ikatan angin horizontal bawah
7. Diafragma
8. Gelagar melintang
9. Sambungan/pelat buhul/pelat pengisi
10. Baut/ las/ paku keling
11. Batang tengah (CH)
12. Pelat kopel
13. Ikatan angin melintang
14. Pengaku badang (stiffner)
viii.
Sistem gelagar, beton bertulang, beton
prategang, baja komposit.
1. Diafragma (beton)
2. Sambungan gelagar
3. Pelat pengaku (stiffner)
4. Pelat penguat (cover plate)
5. Diafragma baja Horizontal
6. Diafragma baja vertikal
7. Sambungan diafragma
b. Bangunan
bawah (sub structure), yang terdiri dari:
i.
Pondasi
1. Pondasi langsung
2. Pondasi sumuran
3. Tiang pancang
4. Tiang bor
ii.
Pilar, berfungsi untuk menyalurkan
gaya-gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas pada pondasi.
1. Balok pondasi (pile cap bawah)
2. Pilar dinding/kolom
3. Dinding penahan tanah (kepala jembatan)
4. Balok kepala (pierhead)
5. Penunjang/pengaku (bracing)
6. Balok tiang (pile cap atas)
iii.
Pangkal (abutment), pangkal menyalurkan
gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas pada pondasi dengan fungsi
tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari timbunan jalan pendekat ke
bangunan atas jembatan. Ada beberapa tipe dan jenis abutment, yaitu:
1. Tipe
gravitasi, kontruksi terbuat dari pasangan batu kali. Digunakan bila tanah
keras dekat dengan permukaan.
2. Tipe
T terbalik (kantilever), kontruksi terbuat dari beton bertulang, bentuknya
langsing sehingga dalam proses pembuatannya sangat mudah dari pada tipe-tipe
yang lain.
3. Tipe
dengan penopang, bentuknya kontruksinya sama dengan tipe kantilever tetapi ditambahkan penopang dibelakangnya,
yang berguna untuk melawan pengaruh tekanan tanah dan gaya angkat (bouyvancy).
4. Bentuk-bentuk
jembatan, sebagai berikut:
a.
Jembatan balok (beam bridge)
b.
Jembatan kantilever (cantilever bridges)
c.
Jembatan lengkung (arch bridge)
d.
Jembatan rangka (truss bridge)
e.
Jembatan gantung (suspension bridge)
f.
Jembatan kabel (cable stayed bridge)
g.
Jembatan bergerak(movable bridges)
h.
Jembatan terapung(floating bridges)
5. Perencanaan
konstruksi jembatan terdapat beban-beban yang bekerja, sebagai berikut:
a.
aksi lingkungan
pengaruh
yang timbul akibat temperatur, angin, aliran air, gempa, dan penyebab-penyebab
alamiah lainnya
b.
balok eksterior
balok
yang berada di lokasi paling tepi pada jembatan
c.
balok interior
balok
yang berada di bagian dalam terhadap balok eksterior pada jembatan
d.
beban hidup
semua
beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan bergerak/lalu lintas dan/atau
pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan
e.
beban khusus
beban yang merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan pada
perencanaan jembatan
f.
beban lalu lintas
seluruh
beban hidup, arah vertikal dan horizontal, akibat aksi kendaraan pada jembatan
termasuk hubungannya dengan pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk akibat
tumbukan
g.
beban mati
semua
beban tetap yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang
ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap merupakan satu kesatuan
tetap dengannya
h.
beban mati primer
berat
sendiri pelat dan sistem lainnya yang dipikul langsung oleh tiap-tiap gelagar
jembatan
i.
beban sekunder
beban
yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan
tegangan pada setiap perencanaan jembatan
j.
beban tetap
beban
dengan besaran yang diasumsikan konstan selama konstruksi atau bervariasi dalam
jangka waktu yang panjang
k.
berat
gaya
gravitasi yang bekerja pada massa benda tersebut
l.
downdrag
fenomena
penurunan tanah relatif terhadap tiang pancang sehingga menyebabkan tanah yang
terdeformasi di sekitar tiang pancang cenderung menarik tiang pancang ke bawah
sehingga mengurangi daya dukung tiang
m.
faktor beban
pengali
numerik yang digunakan pada aksi nominal untuk menghitung aksi rencana
n.
faktor beban biasa
faktor
beban yang digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana akan mengurangi
keamanan
o.
faktor beban terkurangi
faktor
beban yang digunakan apabila pengaruh dari aksi rencana akan menambah keamanan
p.
jangka waktu aksi
perkiraan
lamanya aksi bekerja terhadap umur rencana jembatan
q.
lebar jalan
lebar
keseluruhan dari jembatan yang dapat digunakan oleh kendaraan, termasuk lajur
lalu lintas, bahu yang diperkeras, marka median dan marka yang berupa strip
r.
lever rule
metode
analisis yang menggunakan distribusi statika beban dengan asumsi tiap panel
lantai merupakan perletakan sederhana sepanjang gelagar kecuali pada gelagar
eksterior
s.
mechanically stabilized earth (MSE)
konstruksi
tanah yang dibuat dengan perkuatan artifisial
t.
profil ruang bebas jembatan
ukuran
ruang dengan syarat tertentu yang meliputi tinggi bebas minimum jembatan
tertutup, lebar bebas jembatan, dan tinggi bebas minimum terhadap banjir
Nama :
Reyhan Mitsal Razzak
Npm :
16316237
Kelas :
3TA05
Dosen :
I Kadek Bagus Widana Putra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar